Semoga darah pustakawan mengalir di tubuhku
Sedari tadi handphoneku tak
henti2nya berbunyi, telpon maupun sms tak henti-hentinya bermunculan di layar
handphoneku. Isinya saling bermaaf-maafan, saling memotivasi, saling meminta
doa, dan meminta uang..
*ups kalo yang terakhir itu smsku ke bokapku..hehehe
Yap, hari ini adalah hari penentuan hidup dan matiku
selama 3 tahun aku bersekolah di SMA
tercintaku. Perasaan galau seolah sudah menyebar menjadi virus yang mampu
membuat hariku berjalan tidak se-semangat biasanya. Penyebabnya apalagi kalau
bukan “hasil ujianku nanti ”. Di undangan tertera jelas, pukul 15.00 hasil
ujian akan di umumkan. Berkali-kali aku menatap jam dinding besar
dikamarku…hmmm jam masih menunjukkan pukul 10.00 berarti masih kurang 5 jam lagi.
Aku mencoba menghilangkan sejenak keteganganku dengan membaca novel namun
sia-sia baru 10 menit aku sudah merasa bosan kemudian akupun berganti
menghidupkan televisi namun sama saja semuanya tidak mengurangi perasaan
galauku yang sudah mencapai tingkat nasional kala itu.
Tanpa terasa jam sudah menunjukan pukul 12.00 aku
segera menunaikan ibadah shalat dhuzur dalam hati aku berdoa semoga basuhan air
wudu yang begitu sejuk mampu mengurangi kegalauanku yang belum hilang dari
tadi. Dan benar saja, perasaan damai, tenang, sejuk begitu terasa sesudah
aku menjalankan perintah-NYA. Namun,
lagi-lagi pemberitaan yang ada di televise maupun di radio yang membahas tentang ujian nasional seolah
membangkitkan lagi kegalauanku. Handphoneku pun juga tak kunjung berhenti dari suara sms yang
masuk. Mereka, teman-temanku yang juga mengalami perasaan yang sama denganku
berharap-harap cemas dengan hasil ujian yang akan kita terima nanti.