Jumat, 19 April 2013

Succes Story


Success Story
Ini adalah salah satu kisah sukses seorang calon pustakawan yang kisahnya banyak menginspirasi calon-calon pustakawan lainnya, salah satunya saya sendiri.. :D
Sebelum bercerita, kenalan dulu yuk sama narasumber yang ramah ini :

 

 Nama lengkap  : Ridwan Nur Arifin
TTL                   : Karawang, 09 Agustus 1992
Alamat kos         : Jalan Kelapa, Sapen, Gondokusuman GK 1/355, Yogyakarta
Pendidikan          : MI Al-Huriyah Rengasdengklok, SMP N 2  & SMA N 1 Rengasdengklok
Hobi                  : Desain Grafis, mengutak-atik komputer, dan nongkrong
Motto                : Bisa karena biasa, biasa karena dipaksa
Email                  : ridwannurarifin.ipic2010@gmail.com
Facebook            : ridwan nur arifin
Blog                    : coretanridwan.blogspot.com

Sebelumnya pasti pada penasaran kan ?? siapa sih mas Ridwan itu ?? kalo mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan di UIN-SUKA sampai gak kenal, hmm... perlu diragukan status kemahasiswaannya tuh..hehe
Nama panggilannya mas Ridwan, beliau adalah mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan dan informasi (IPI) di UIN-SUKA yang sekarang sudah menginjak semester 6. Dulu pilihannya untuk kuliah di jurusan ini karena ketidaksengajaan. Ketidaksengajaan ?? gimana ceritanya ?? yukk lanjut baca..
Awalnya, dulu ketika sudah lulus SMA mas Ridwan ini gak’ punya pegangan *astagfirullahal adzim* eittss jangan su’udzon dulu, maksudnya pegangan adalah arahan dari guru pembimbing konseling, itu tuh yang biasanya memberi arahan kepada anak didiknya untuk melanjutkan kuliah dimana... sebelumnya tak pernah terpikir untuk kuliah di jurusan ilmu perpustakaan ditambah lagi hobi mas Ridwan yang memang suka mengotak-atik komputer jadi jika diibaratkan jalan keduanya gak ketemu alias gak nyambung * menurut orang yang belum kuliah di jurusan IPI*..
Hingga akhirnya, hari pendaftaran untuk ujian SNMPTN pun tiba mas Ridwan pun sempat dilanda bingung ketika harus menentukan kota ujian mana yang akan ia pilih dan akhirnya pilihannya jatuh di kota Yogyakarta. Di kota pelajar ini mas Ridwan mengikuti ujian SNMPTN seorang diri.
*Seorangdiri ?? Gak ada pesertanya berarti ??* bukan..bukan itu maksudnya, maksudnya di kota pelajar ini sendirian gak ada sanak saudara yang menemani, gitu..
Pada saat SNMPTN ada 3 jurusan yang di ambil, karena memang mengambil pilihan IPC jurusan itu yakni, Teknologi Informasi di UNY, B.Inggris di UNY, dan Pendidikan Agama Islam di UIN. Saat itu seraya menunggu hasil SNMPTN, mas Ridwan juga mendaftar melalui jalur reguler di UIN. Di UIN jurusan yang dipilih adalah Teknologi Informasi, Pendidikan Agama Islam, dan Teknik Industri yang ketiganya itu mempunyai grade yang tinggi semua. Ketika itu ada seorang bapak yang menyarankan agar tidak mengisi jurusan yang semuanya mempunyai grade yang tinggi agar jika tidak diterima di pilihan pertama akan diterima pilihan berikutnya. Akhirnya setelah mendapat penerangan ehh pencerahan dari bapak tadi, mas Ridwan kemudian mengganti pilihannya dan memutuskan untuk pilihan pertama adalah TI dan pilihan yang kedua adalah *jeng..jeng..*di pilihan kedua inilah yang membuatnya galau karena bingung mau memilih jurusan apa. Dan setelah memikirkan kira-kira 3 menit akhirnya pilihannya jatuh di jurusan ilmu perpustakaan, “ilmu perpustakaan aja deh pak” begitu kata mas Ridwan. Kata “aja deh pak”, itu keluar karena mas Ridwan sendiri memang belum begitu paham dengan jurusan yang ia pilih tersebut. Hari yang di tunggu-tunggu akhirnya datang, hari itu adalah hari pengumuman hasil SNMPTN dan alhamdulillahnya *kata mas Ridwan* semuanya tidak diterima. Hloh, kok malah alhamdulillah ?? lanjut baca lagi…
Dulu sesudah selesai mengikuti ujian jalur reguler di UIN, mas ridwan pun kembali pulang ke rumahnya di Karawang. Pagi itu ketika bangun tidur, antara sadar dan tidak sadar ia serasa bermimpi mendapatkan sms pemberitahuan bahwa ia lolos ujian dan karena tak percaya mas ridwan pun segara membuka handphonenya lagi dan membaca lagi sms tersebut dan sekarang dengan kekuatan penuh ehh kesadaran penuh ia bisa membaca isi sms tersebut yang berupa pemberitahuan bahwa namanya masuk ke dalam daftar orang-orang yang diterima di UIN. Horreeee……eitts, tunggu dulu..waktu itu ketika tahu diterima, bukannya senang tetapi mas ridwan ini malah galau *gtw galau level berapa, lupa nanya* bahkan sempat berpikiran untuk tidak mengambil perkuliahan di jurusan ini dan memilih belajar di Pare selama 1 tahun kemudian mencoba lagi tahun depan. Namun, Tuhan berkehendak lain, di tengah-tengah kegalauannya datanglah fatin x faktor, ehh salah, ibunya mas Ridwan maksudnya, melihat anaknya sedang duduk tersenyum eehh maksudnya termenung itu membuat beliau penasaran dan bertanya …
“hlo kenapa kok merenung gitu ?”, tanya sang ibu
“aq gak diterima mah,eehh diterimanya malah dijurusan IPI”, kata mas Ridwan dengan agak sedih.
“emang kenapa dengan jurusan IPI”, kata ibunya
“hla nanti mau jadi apa?” tanya mas ridwan
“memangnya pilihan pertama ambil apa?”, tanya sang ibu lagi
“ambil TI tapi gak masuk”, kata mas Ridwan
“terus gimana ?mau di ambil apa enggak ??”tanya sang ibu.
“gak tauu..”
Kemudian sang ibu pun berkata,
“jangan sampai kamu menyepelekan suatu ilmu nak, meskipun ilmu perpustakaan itu kecil namun jika ingin menjadi orang besar harus menjadi orang kecil dulu“ kata sang ibu dengan bijaksana. *Simpel tapi mengena dihati*
Dari situlah mas Ridwan kemudian termotivasi hingga akhirnya berangkatlah ia ke kota pelajar ini dan memulai kehidupan barunya dengan status menjadi mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan dan informasi....
Di semester-semester awal perkuliahan ia hanya mencoba menikmati apa yang ada karena memang masih setengah hati merindu, ehh kebablasan ngetik, setengah hati maksudnya. Bahkan, dulu ketika ada teman yang bertanya kuliah dimana, mas Ridwan ini masih malu mengakui kalo kuliah di jurusan Perpustakaan karena ketika ditanya kuliah jurusan apa, yang di akui hanya kata belakangnya saja alias hanya menyebutkan jurusan informasi..iihhirr ehh hihihi…
Bahkan sampai sekarang pun masih ada temannya yang mengira mas Ridwan ini kuliah di jurusan TI meskipun sudah dijelaskan bahwa kuliah di jurusan ilmu perpustakaan.
Disemester 3 lalu, mas Ridwan sudah memantapkan pilihannya,*ciieee* pilihannya untuk kuliah di UIN di jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi ini *owh..*
Di semester 3 itulah dirinya mulai bereksplorasi dengan organisasi yang dibangunnya sendiri, yakni LIBERTY yang namanya sudah tidak asing lagi buat mahasiswa jurusan IPI, yang di dalamnya berisi mahasiswa-mahasiswa dari jurusan ilmu perpustakaan baik yang S1 maupun D3. Mulai dari situlah kemudian mas Ridwan ini terus-menerus mengeksplor apa yang ia punya. Di tahun 2012 kemarin, ia masuk menjadi tim pengembangan otomasi daerah yang diminta oleh departemen agama yang bekerja sama dengan perpustakaan UIN. Program ini diperuntukkan untuk 5 provinsi se-Indonesia, salah satunya di provinsi Sulawesi Selatan. Selepas dari proyek ini banyak proyek-proyek lainnya yang menunggu, seperti di pakualaman, perpustakaan di akademi pariwisata dan bahkan secara khusus mas Ridwan ini diminta untuk mengelola perpustakaan milik pewaris tahta dari wakil gubernur yang sekarang masih menjabat ini.*kereen..
Di beberapa kesempatan, mas Ridwan juga diminta untuk mengisi pelatihan-pelatihan tentang perpustakaan. Meskipun tak jarang banyak kendala yang dihadapi ketika memberikan pelatihan, karena memang tidak semua pustakawan asli jebolan dari jurusan perpustakaan sehingga ketika diberi pelatihan sangat susah.
Berawal dari ketidaksengajaan sekarang mas Ridwan mampu membuktikan bahwa jurusan yang ia pilih, jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi mampu mengantarkannya menjadi sosok yang mandiri. Jurusan perpustakaan ini, meskipun banyak yang menganggap remeh namun bisa dibayangkan jika dunia ini tidak ada sosok pustakawan, pasti informasi-informasi yang ada akan seperti judul lagunya rumor, butiran debu, yang dengan mudahnya akan hilang begitu saja tanpa ada yang mendokumentasi maupun merawatnya.
Harapan mas Ridwan kedepannya adalah agar pemerintah mau memperhatikan pustakawan-pustakawan yang ada di Indonesia dan alangkah lebih bagusnya lagi jika komposisi dari pustakawan itu terstruktur, maksudnya, di satu wilayah regional tersebut dikepalai oleh seorang yang mampu dari tamatan S3 perpustakaan, kemudian disusul oleh tamatan S2 perpustakaan yang mengepalai masing-masing daerah dalam satu wilayah regional tersebut dan yang terakhir, S1 yang mengepalai perpustakaan di setiap sekolah-sekolah sehingga untuk pengembangannya akan lebih mudah dan efektif. Karena disini peran pustakawan juga sangat menentukan eksis tidaknya perpustakaan itu sendiri.
Begitulah kisah inspiratif dari mas Ridwan yang semoga dapat mengispirasi kita semua kedepannya. Jika dan kata-kata yang kurang berkenan mohon maaf yang sepanjang-panjangnya, selebar-lebarnya, dan seluas-luasnya…
Salam pustakawan….!!

1 komentar: