Success Story
Ini adalah salah satu kisah sukses seorang calon
pustakawan yang kisahnya banyak menginspirasi calon-calon pustakawan lainnya,
salah satunya saya sendiri.. :D
Sebelum bercerita, kenalan dulu yuk sama narasumber yang ramah ini :
Nama lengkap : Ridwan Nur Arifin
TTL :
Karawang, 09 Agustus 1992
Alamat kos :
Jalan Kelapa, Sapen, Gondokusuman GK 1/355,
Yogyakarta
Pendidikan : MI Al-Huriyah Rengasdengklok, SMP N 2 & SMA N 1 Rengasdengklok
Hobi :
Desain Grafis, mengutak-atik komputer, dan nongkrong
Motto :
Bisa karena biasa, biasa karena dipaksa
Email :
ridwannurarifin.ipic2010@gmail.com
Facebook : ridwan nur arifin
Blog :
coretanridwan.blogspot.com
Sebelumnya pasti pada
penasaran kan ?? siapa sih mas Ridwan itu ?? kalo mahasiswa jurusan ilmu
perpustakaan di UIN-SUKA sampai gak kenal, hmm... perlu diragukan status
kemahasiswaannya tuh..hehe
Nama panggilannya mas Ridwan, beliau
adalah mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan dan informasi (IPI) di UIN-SUKA yang
sekarang sudah menginjak semester 6. Dulu pilihannya untuk kuliah di jurusan
ini karena ketidaksengajaan. Ketidaksengajaan ?? gimana ceritanya ?? yukk
lanjut baca..
Awalnya, dulu ketika sudah lulus SMA
mas Ridwan ini gak’ punya pegangan *astagfirullahal adzim* eittss jangan
su’udzon dulu, maksudnya pegangan adalah arahan dari guru pembimbing konseling,
itu tuh yang biasanya memberi arahan kepada anak didiknya untuk melanjutkan
kuliah dimana... sebelumnya tak pernah terpikir untuk kuliah di jurusan ilmu
perpustakaan ditambah lagi hobi mas Ridwan yang memang suka mengotak-atik
komputer jadi jika diibaratkan jalan keduanya gak ketemu alias gak nyambung * menurut
orang yang belum kuliah di jurusan IPI*..
Hingga akhirnya,
hari pendaftaran untuk ujian SNMPTN pun tiba mas Ridwan pun sempat dilanda bingung
ketika harus menentukan kota ujian mana yang akan ia pilih dan akhirnya pilihannya
jatuh di kota Yogyakarta. Di kota pelajar ini mas Ridwan mengikuti ujian SNMPTN
seorang diri.
*Seorangdiri ?? Gak ada pesertanya
berarti ??* bukan..bukan itu maksudnya, maksudnya di kota pelajar ini sendirian
gak ada sanak saudara yang menemani, gitu..
Pada saat SNMPTN ada 3 jurusan yang di ambil,
karena memang mengambil pilihan IPC jurusan itu yakni, Teknologi Informasi di
UNY, B.Inggris di UNY, dan Pendidikan Agama Islam di UIN. Saat itu seraya
menunggu hasil SNMPTN, mas Ridwan juga mendaftar melalui jalur reguler di UIN.
Di UIN jurusan yang dipilih adalah Teknologi Informasi, Pendidikan Agama Islam,
dan Teknik Industri yang ketiganya itu mempunyai grade yang tinggi semua.
Ketika itu ada seorang bapak yang menyarankan agar tidak mengisi jurusan yang
semuanya mempunyai grade yang tinggi agar jika tidak diterima di pilihan
pertama akan diterima pilihan berikutnya. Akhirnya setelah mendapat penerangan
ehh pencerahan dari bapak tadi, mas Ridwan kemudian mengganti pilihannya dan memutuskan
untuk pilihan pertama adalah TI dan pilihan yang kedua adalah *jeng..jeng..*di
pilihan kedua inilah yang membuatnya galau karena bingung mau memilih jurusan
apa. Dan setelah memikirkan kira-kira 3 menit akhirnya pilihannya jatuh di
jurusan ilmu perpustakaan, “ilmu perpustakaan aja deh pak” begitu kata mas
Ridwan. Kata “aja deh pak”, itu keluar karena mas Ridwan sendiri memang belum
begitu paham dengan jurusan yang ia pilih tersebut. Hari yang di tunggu-tunggu
akhirnya datang, hari itu adalah hari pengumuman hasil SNMPTN dan
alhamdulillahnya *kata mas Ridwan* semuanya tidak diterima. Hloh, kok malah
alhamdulillah ?? lanjut baca lagi…
Dulu sesudah selesai mengikuti ujian
jalur reguler di UIN, mas ridwan pun kembali pulang ke rumahnya di Karawang. Pagi
itu ketika bangun tidur, antara sadar dan tidak sadar ia serasa bermimpi
mendapatkan sms pemberitahuan bahwa ia lolos ujian dan karena tak percaya mas
ridwan pun segara membuka handphonenya lagi dan membaca lagi sms tersebut dan
sekarang dengan kekuatan penuh ehh kesadaran penuh ia bisa membaca isi sms tersebut
yang berupa pemberitahuan bahwa namanya masuk ke dalam daftar orang-orang yang diterima
di UIN. Horreeee……eitts, tunggu dulu..waktu itu ketika tahu diterima, bukannya
senang tetapi mas ridwan ini malah galau *gtw galau level berapa, lupa nanya*
bahkan sempat berpikiran untuk tidak mengambil perkuliahan di jurusan ini dan
memilih belajar di Pare selama 1 tahun kemudian mencoba lagi tahun depan. Namun,
Tuhan berkehendak lain, di tengah-tengah kegalauannya datanglah fatin x faktor,
ehh salah, ibunya mas Ridwan maksudnya, melihat anaknya sedang duduk tersenyum
eehh maksudnya termenung itu membuat beliau penasaran dan bertanya …
“hlo kenapa kok merenung gitu ?”, tanya
sang ibu
“aq gak diterima mah,eehh diterimanya malah
dijurusan IPI”, kata mas Ridwan dengan agak sedih.
“emang kenapa dengan jurusan IPI”, kata
ibunya
“hla nanti mau jadi apa?” tanya mas
ridwan
“memangnya pilihan pertama ambil apa?”,
tanya sang ibu lagi
“ambil TI tapi gak masuk”, kata mas Ridwan
“terus gimana ?mau di ambil apa enggak
??”tanya sang ibu.
“gak tauu..”
Kemudian sang ibu pun berkata,
“jangan sampai kamu menyepelekan suatu
ilmu nak, meskipun ilmu perpustakaan itu kecil namun jika ingin menjadi orang
besar harus menjadi orang kecil dulu“ kata sang ibu dengan bijaksana. *Simpel
tapi mengena dihati*
Dari situlah mas Ridwan kemudian
termotivasi hingga akhirnya berangkatlah ia ke kota pelajar ini dan memulai
kehidupan barunya dengan status menjadi mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan dan
informasi....
Di semester-semester
awal perkuliahan ia hanya mencoba menikmati apa yang ada karena memang masih
setengah hati merindu, ehh kebablasan ngetik, setengah hati maksudnya. Bahkan,
dulu ketika ada teman yang bertanya kuliah dimana, mas Ridwan ini masih malu
mengakui kalo kuliah di jurusan Perpustakaan karena ketika ditanya kuliah
jurusan apa, yang di akui hanya kata belakangnya saja alias hanya menyebutkan
jurusan informasi..iihhirr ehh hihihi…
Bahkan sampai sekarang pun masih ada
temannya yang mengira mas Ridwan ini kuliah di jurusan TI meskipun sudah
dijelaskan bahwa kuliah di jurusan ilmu perpustakaan.
Disemester 3 lalu, mas Ridwan sudah
memantapkan pilihannya,*ciieee* pilihannya untuk kuliah di UIN di jurusan Ilmu
Perpustakaan dan Informasi ini *owh..*
Di semester 3 itulah dirinya mulai
bereksplorasi dengan organisasi yang dibangunnya sendiri, yakni LIBERTY yang
namanya sudah tidak asing lagi buat mahasiswa jurusan IPI, yang di dalamnya
berisi mahasiswa-mahasiswa dari jurusan ilmu perpustakaan baik yang S1 maupun
D3. Mulai dari situlah kemudian mas Ridwan ini terus-menerus mengeksplor apa
yang ia punya. Di tahun 2012 kemarin, ia masuk menjadi tim pengembangan otomasi
daerah yang diminta oleh departemen agama yang bekerja sama dengan perpustakaan
UIN. Program ini diperuntukkan untuk 5 provinsi se-Indonesia, salah satunya di
provinsi Sulawesi Selatan. Selepas dari proyek ini banyak proyek-proyek lainnya
yang menunggu, seperti di pakualaman, perpustakaan di akademi pariwisata dan
bahkan secara khusus mas Ridwan ini diminta untuk mengelola perpustakaan milik
pewaris tahta dari wakil gubernur yang sekarang masih menjabat ini.*kereen..
Di beberapa kesempatan, mas Ridwan juga
diminta untuk mengisi pelatihan-pelatihan tentang perpustakaan. Meskipun tak
jarang banyak kendala yang dihadapi ketika memberikan pelatihan, karena memang
tidak semua pustakawan asli jebolan dari jurusan perpustakaan sehingga ketika
diberi pelatihan sangat susah.
Berawal dari ketidaksengajaan sekarang
mas Ridwan mampu membuktikan bahwa jurusan yang ia pilih, jurusan Ilmu
Perpustakaan dan Informasi mampu mengantarkannya menjadi sosok yang mandiri. Jurusan
perpustakaan ini, meskipun banyak yang menganggap remeh namun bisa dibayangkan jika
dunia ini tidak ada sosok pustakawan, pasti informasi-informasi yang ada akan
seperti judul lagunya rumor, butiran debu, yang dengan mudahnya akan hilang
begitu saja tanpa ada yang mendokumentasi maupun merawatnya.
Harapan mas Ridwan kedepannya adalah
agar pemerintah mau memperhatikan pustakawan-pustakawan yang ada di Indonesia dan
alangkah lebih bagusnya lagi jika komposisi dari pustakawan itu terstruktur,
maksudnya, di satu wilayah regional tersebut dikepalai oleh seorang yang mampu dari
tamatan S3 perpustakaan, kemudian disusul oleh tamatan S2 perpustakaan yang
mengepalai masing-masing daerah dalam satu wilayah regional tersebut dan yang
terakhir, S1 yang mengepalai perpustakaan di setiap sekolah-sekolah sehingga
untuk pengembangannya akan lebih mudah dan efektif. Karena disini peran pustakawan
juga sangat menentukan eksis tidaknya perpustakaan itu sendiri.
Begitulah kisah inspiratif dari mas
Ridwan yang semoga dapat mengispirasi kita semua kedepannya. Jika dan kata-kata
yang kurang berkenan mohon maaf yang sepanjang-panjangnya, selebar-lebarnya,
dan seluas-luasnya…
Salam pustakawan….!!
Ilmu adalah cahaya, apapun itu.
BalasHapus