Jumat, 19 Juli 2013


Semoga darah pustakawan mengalir di tubuhku


Sedari tadi handphoneku tak henti2nya berbunyi, telpon maupun sms tak henti-hentinya bermunculan di layar handphoneku. Isinya saling bermaaf-maafan, saling memotivasi, saling meminta doa, dan meminta uang..
*ups kalo yang terakhir itu smsku ke bokapku..hehehe
Yap, hari ini adalah hari penentuan hidup dan matiku selama 3 tahun  aku bersekolah di SMA tercintaku. Perasaan galau seolah sudah menyebar menjadi virus yang mampu membuat hariku berjalan tidak se-semangat biasanya. Penyebabnya apalagi kalau bukan “hasil ujianku nanti ”. Di undangan tertera jelas, pukul 15.00 hasil ujian akan di umumkan. Berkali-kali aku menatap jam dinding besar dikamarku…hmmm jam masih menunjukkan pukul 10.00 berarti masih kurang 5 jam lagi. Aku mencoba menghilangkan sejenak keteganganku dengan membaca novel namun sia-sia baru 10 menit aku sudah merasa bosan kemudian akupun berganti menghidupkan televisi namun sama saja semuanya tidak mengurangi perasaan galauku yang sudah mencapai tingkat nasional kala itu.
Tanpa terasa jam sudah menunjukan pukul 12.00 aku segera menunaikan ibadah shalat dhuzur dalam hati aku berdoa semoga basuhan air wudu yang begitu sejuk mampu mengurangi kegalauanku yang belum hilang dari tadi. Dan benar saja, perasaan damai, tenang, sejuk begitu terasa sesudah aku  menjalankan perintah-NYA. Namun, lagi-lagi pemberitaan yang ada di televise maupun  di radio yang membahas tentang ujian nasional seolah membangkitkan lagi kegalauanku. Handphoneku pun juga  tak kunjung berhenti dari suara sms yang masuk. Mereka, teman-temanku yang juga mengalami perasaan yang sama denganku berharap-harap cemas dengan hasil ujian yang akan kita terima nanti.

Sabtu, 01 Juni 2013

Open Access, Copy Right, dan Common Creative Writing

-->
Open Access, Copy Right, dan Common Creative Writing

Open access..
“hey, udah dapet referensi buat makalah kita belum?”tanya temenku..
“belum, di perpustakaan bukunya kosong udah dipinjem semua..gimana dong ?”
“aduh, gimana yaa..aku juga bingung..”
“ehh, kenapa kita gak nyari di internet aja, kan banyak jurnal-jurnal atau slide-slide tentang materi kita..”
“betul juga yaa..ayokk kita searching..”
--------------------------------
Kemajuan teknologi informasi sangat membantu masyarakat dalam memperoleh informasi, terlebih bagi para pelajar. Informasi mampu didapat dengan mudah di internet.  Tak mengherankan jika pelajar banyak yang menggunakan jasa internet dalam mencari tugas-tugas kuliah ataupun untuk sekedar menambah ilmu pengetahuan. Selain faktor kemudahan yang ditawarkan dalam mencari informasi di internet, faktor keterbatasan koleksi di perpustakaan pun juga menjadikan internet menjadi sumber rujukan kedua dalam mendapatkan informasi. Namun dari sekian banyaknya informasi tidak semuanya yang bersifat open access atau dapat diakses secara bebas.

Senin, 20 Mei 2013


Masih perlukah Perpustakaan dan Taman Bacaan Masyarakat ??

Kata perpustakaan tentu sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat. Perpustakaan sebagai lembaga nasional non departemen, mempunyai visi dan misi salah satunya adalah membina, mengembangkan, dan mendayagunakan gerakan membaca masyarakat dalam memberantas buta aksara. Keberadaan perpustakaan sudah menjadi suatu hal yang wajib ada di suatu wilayah atau daerah dan institusi, terlebih di dunia pendidikan. Namun image perpustakaan yang hanya boleh dikunjungi mereka yang ‘bersepatu’ ini menjadikan masyarakat umum merasa sungkan untuk datang ke perpustakaan sekedar untuk membaca buku. Anggapan ini mendorong Departemen Pendidikan Nasional mendirikan taman bacaan masyarakat (TBM) guna membantu masyarakat dalam menemukan solusi permasalahannya disamping juga membudayakan gerakan membaca mulai dari tingkat pusat sampai ke tingkat desa. Namun sekarang, dengan perkembangan teknologi yang ada semua orang mampu menjadi produsen informasi, sehingga berakibat banyaknya informasi yang tidak tertampung atau disebut ledakan informasi (Information explotion) yang memudahkan masyarakat menemukan informasi tanpa harus datang ke perpustakaan.

Jumat, 19 April 2013

Succes Story


Success Story
Ini adalah salah satu kisah sukses seorang calon pustakawan yang kisahnya banyak menginspirasi calon-calon pustakawan lainnya, salah satunya saya sendiri.. :D
Sebelum bercerita, kenalan dulu yuk sama narasumber yang ramah ini :

 

 Nama lengkap  : Ridwan Nur Arifin
TTL                   : Karawang, 09 Agustus 1992
Alamat kos         : Jalan Kelapa, Sapen, Gondokusuman GK 1/355, Yogyakarta
Pendidikan          : MI Al-Huriyah Rengasdengklok, SMP N 2  & SMA N 1 Rengasdengklok
Hobi                  : Desain Grafis, mengutak-atik komputer, dan nongkrong
Motto                : Bisa karena biasa, biasa karena dipaksa
Email                  : ridwannurarifin.ipic2010@gmail.com
Facebook            : ridwan nur arifin
Blog                    : coretanridwan.blogspot.com

Sebelumnya pasti pada penasaran kan ?? siapa sih mas Ridwan itu ?? kalo mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan di UIN-SUKA sampai gak kenal, hmm... perlu diragukan status kemahasiswaannya tuh..hehe
Nama panggilannya mas Ridwan, beliau adalah mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan dan informasi (IPI) di UIN-SUKA yang sekarang sudah menginjak semester 6. Dulu pilihannya untuk kuliah di jurusan ini karena ketidaksengajaan. Ketidaksengajaan ?? gimana ceritanya ?? yukk lanjut baca..
Awalnya, dulu ketika sudah lulus SMA mas Ridwan ini gak’ punya pegangan *astagfirullahal adzim* eittss jangan su’udzon dulu, maksudnya pegangan adalah arahan dari guru pembimbing konseling, itu tuh yang biasanya memberi arahan kepada anak didiknya untuk melanjutkan kuliah dimana... sebelumnya tak pernah terpikir untuk kuliah di jurusan ilmu perpustakaan ditambah lagi hobi mas Ridwan yang memang suka mengotak-atik komputer jadi jika diibaratkan jalan keduanya gak ketemu alias gak nyambung * menurut orang yang belum kuliah di jurusan IPI*..